27 November 2011

BUKAN PAKSAAN

Ketika orang merasa lapar, sewajarnya berusahan mendapatkan makanan dan menyantapnya. Jika dirasa masih kurang, bisa mengambil porsi tambahannya. 

Pernyataan di atas dapat dianalogikan dengan kebutuhan manusia akan ilmu/pengetahuan. Sehingga keberadaan guru, ketiadaan gedung, jumlah materi (uang) yang dimiliki, letak geografis, dan lain-lain, pada intinya perbedaan ruang dan waktu, tak perlu jadi alasan untuk memenuhinya. Sepanjang hayat masih dikandung badan,tentunya.
Seperti yang dilakukan oleh anak didik saya beberapa hari yang lalu. Tanpa harus saya paksa, mereka mau saling berbagi akan ilmu dan pengalaman. Yang lebih mengerti, dengan rela membantu temannya yang masih bingung, tanpa merendahkan. Yang masih merasa belum memahami, tidak malu dan canggung, bertanya dan ikhlas menerima bimbingan teman sebayanya, sebagai pemenuhan kebutuhannya akan ilmu.Keberadaan saya ketika itu, betul-betul hanya sebagai motivator dan fasilitator.


  

Semoga situasi yang demikian mampu membangun mindset anak untuk mau berusaha punya kemandirian dalam mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya, tanpa meninggalkan nilai-nilai karakter yang sepantasnya. Dengan demikian, sekiranya anak didik sudah terbiasa berperilaku seperti ini, maka ujian apapun namanya, UN, UNAS, Uji Kompetensi, atau lainnya lagi, tak perlu menjadi momok, yang menghantui ketika terjaga maupun dalam mimpi. 
 

No comments:

Post a Comment