14 July 2011

KANUGRAHAN

Betul-betul suatu keadaan yang pantas disyukuri oleh seluruh warga SMKN 3 Yogyakarta tahun ajaran ini. Diawali dengan keluarnya hasil akreditasi. Semua program keahlian berhasil mendapat predikat A. Kelelahan yang dirasa ketika mempersiapkan segalanya, bahkan sampai memberlakukan sistem "manajemen over time" alias lembur, seakan lenyap begitu saja. Ada kemantapan dan rasa percaya diri yang meningkat, yang jelas terlihat dari raut muka teman-teman guru, khususnya guru produktif.

Akhir pekan lalu, dirembang petang hari Jum'at, Pak Tono, branch manager PT. TUV Rheinland di Yogyakarta, sekaligus selaku salah satu auditor sertifikasi SMM ISO 9001:2008, merekomendasikan SMKN 3 Yogyakarta untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. 
Tak ada satu katapun bisa terucap ketika itu. Hanya dua rasa yang ada dihati, dan mungkin juga tercermin diwajah, yaitu syukur dan kelegaan. Syukur dan lega, karena akhirnya  pengakuan akan komitmen untuk menerapkan sistem manajemen di SMKN 3 Yogyakarta, akan terpampang melalui selembar sertifikat. 
Rasanya terbayar sudah segala kelelahan, segala tekanan, segala ungkapan ketidaksukaan kepada anggota QMS, sebagai salah satu unit kerja (yang nurut sebagian teman katanya eksklusif. Weehhh...apa itu eksklusif?) maupun selaku pribadi. Hari itu, meski sangat mungkin kuyu, tapi saya sangat meyakini, bahwa ada rona bahagia dan sedikit bangga terpancar dari masing-masing wajah kami. Pun senyum yang muncul tak lagi masam seperti hari-hari yang telah lalu. Serta ada tekad dan semangat baru untuk menapak lebih lanjut, untuk tak mudah surut meski apapun yang terjadi. 
Sangat kental tersimpan dalam ingatan, betapa banyak hal-hal yang ketika itu terasa menyakitkan, kini rasanya jadi lucu saja. Beberapa kali sebagian diantara kami sangat lelah menghadapi situasi yang seakan jalan ditempat, hanya dengan semangkok soto depan sekolah kami jadi ketawa semua. Karena gara-gara itu, muncul istilah baru, sotonisasi. Hahaha...
Kami, anggota QMS, baru kali ini dikumpulkan dalam satu wadah, satu unit kerja untuk bekerja bersama. Ada rasa kebersamaan yang terjalin, yang mengajak kami kadang bertingkah seakan kami menjadi remaja lagi. Saling berboncengan berwisata ke kawasan Merapi ( mestinya rapat, tapi kami pergi dengan alasan menengok teman yang mesti mengungsi karena bencana letusan Merapi tahun yang lalu, bukan main !!!), meski hujan mungkin turun sewaktu-waktu, kami tak peduli.
Tak jarang kami saling berbantah tentang satu klausul, yang kami sama-sama kurang memahami (aneh ya, sama tak tahunya tapi semua merasa sok ngerti ?). Dan biasanya, diujung perbantahan itu, selalu saja ada salah satu diantara kami yang berdalih, ya inilah namanya kita belajar...(mencari pembenaran atas kekonyolan ketika saling merasa benar.... Jaaaannnn....kemaki kabuehhh   !!!).

Hari ini, awal pekan merupakan hari pengumuman hasil Ujian Nasional siswa kelas XII. 
Dari 620 peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional, dengan sangat berat hati kami merelakan satu siswa dinyatakan tidak lulus. Meski tingkat ketidaklulusan tidak sampai 1%, tetap saja mengajak kami berfikir lagi, apa yang sebenarnya terjadi ataupun dihadapi siswa itu, sampai terjadi hal ini. 

Nikmat-nikmat yang sangat besar telah diterima oleh seluruh warga SMKN 3 Yogyakarta. Dalam istilah bahasa Indonesia sangat sulit bagi saya untuk mengungkapkan situasi ini secara ringkas. Tetapi dalam bahasa Jawa terdapat satu kata yang mencerminkan semua ini, yaitu Kanugrahan, yang bermakna karunia yang besar dari Allah swt, yang tak semua orang memperoleh, meski sudah berusaha mati-matian.

No comments:

Post a Comment