
Giliran kedua dengan sigapnya Gergaji mengganti Kapak untuk berusaha menyingkiran batang baja yang melintang. Dengan semangat dia memulai menggergaji dengan gigi-giginya yang tajam. Namun dengan perasaan kecewa dia berhenti pula menggergaji, karena giginya menjadi tumpul.
Giliran ketiga Palu. Juga mengalami sedih karena dia tak mampu berbuat banyak dengan palunya untuk menyingkirkan baja melintang itu. Yang diperoleh adalah setiap ayunan Palunya memukul, kepala palu terpental sendiri. Dan baja tetap tak bergeming dari tempatnya.
Giliran terakhir Nyala Api tanpa berbicara dia langsung mengambil bagiannya, yaitu dengan lemah lembuat melingkarkan diri pada sebatang baja dengan lembut menggeluti, mendekap dan memeluknya erat-erat tanpa melepaskan baja melintang itu. Baja tersebut meleleh cair.
Cerita diatas adalah sebuah rekaan yang dapat dipetik sebuah pelajaran sebagai renungan bahwa banyak diantara kita memiliki hati yang keras untuk melawan kekuatan kemurkaan dan amukan kemarahan yang demi mempertaruhkan sebuah harga diri. Yang diperolehnya adalah kegagalan. Akan tetapi dengan kekuatan Nyala Api Cinta Kasih semua itu dapat diselaikan.
Betapa begitu luar biasa - arif dan lagi bijaksananya dalam sebuah kelembutan dan kehangatan Nyala Api mampu mencairkan hati yang dingin.
No comments:
Post a Comment