10 May 2010

DEMI MASA

Jam. Bisa jadi hanya sebuah benda. Bahkan hanya jdi sebuah pelengkap penampilan ataupun hiasan. Dan kalau ini yang terjadi maka nilai ekonomi ikut bicara, karena orang yang mengenakan jam atau memasang jam dinding dengan merk tertentu akan merasa lebih bergaya/bergengsi daripada orang lain. Yaa..paling tidak akan merasa lebih pede (ini kalau mau jujur ngakui loh!).

Tetapi manakala kata 'JAM' dituliskan atau diucapkan sesudah angka tertentu, maka makna kebendaannya menjadi sangat berubah. Karena disitu kata 'Jam' berubah makna menjadi sesuatu yang lebih berkualitas dari sekedar kebendaan, yaitu 'WAKTU.

Waktu.
Sesuatu yang selalu orang miliki, tapi sering tak menyadari adanya, sehingga sering membiarkan itu berlalu begitu saja tanpa sesuatu terjadi untuk mengisi dengan hal-hal yang lebih bermakna.
Betapa banyak orang yang senang menunda menyelesaikan urusannya, dan ketika waktu yang tersedia telah berakhir baru sibuk mencari alasan untuk membenarkan tindakannya, bukannya sibuk menyelesaikan urusan yang tertunda itu. Dan tak kurang banyaknya, orang yang mengkambinghitamkan sesuatu atau seseorang untuk mendukung pembenaran itu.
Ketika seorang siswa terlambat datang di sekolah, ketika ditanya mengapa sampai terlambat datang, dia tidak menjawab dengan 'Karena saya kurang baik mengelola waktu' tetapi jawab yang dia berikan adalah 'Karena bis yang saya tumpangi jalannya sangat pelan'.
Sepatutnya siswa tersebut mengingat jarak dari rumahnya sampai di sekolah, moda apa yang dapat digunakan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut dengan moda yang digunakan itu, sehingga dia dapat memperhitungkan kapan dia harus berangkat agar sampai di sekolah tepat pada waktunya, dalam arti tidak terlambat.

Itu sekedar contoh yang mudah dilihat. Masih banyak contoh kejadian yang lain, yang orang jadikan alasan pembenar penghamburan waktu yang dilakukan. Meski agama mengajarkan : Ingat lima perkara sebelum lima perkara. Juga sumpah Allah dalam salah satu firmannya, demi masa...

Waktu...atau masa... Tak pernah terbeli karena tak pernah ada yang menjualnya.
Semua manusia diberi waktu yang sama oleh Allah, 24 jam sehari, tetapi ternyata ada yang menghabiskan sebagian besarnya dengan berlalu begitu saja tanpa hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi sesama.

No comments:

Post a Comment