17 February 2010

SUAMI - ISTERI

Ketika semalam kita berbicara lewat telepon kau sampaikan beberapa hal tentang ihwal hidup berumahtanggamu. Tuhan menciptakan manusia di dunia ini memang terdiri dari 2 jenis, yaitu laki dan perempuan. Bila tiba waktunya mereka dipersatukan secara resmi lewat pernikahan dengan dasar perasaan cinta dan kesetiaan hati. Ibu tengah malam bangun menyusui, mengganti popok, menyuapi mendidik sampai dewasa semua itu dasarnya cinta dan kesetian hati. Demikian pula bapak menggendong, membelikan baju, menyekolahkan anak semua dasarnya dari cinta dan kesetiaan hati. Maka ada orang merumuskan hidup berumahtangga dalam perkawinan dengan rumus matematika 1 + 1 = 2 itu betul, akan tetapi buat rumus perkawinan salah, yang betul 1 + 1 = 1. Artinya suami + isteri = satu garwa satu keluarga suami sigar (setengah) nyawa dan isteri sigarnya nyawa. Jadi suami isteri adalah nyawa satu. Sebagai contoh: Nama pun lebur jadi satu misalnya Pak Dedy dan Bu Dedy. Jadi tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia dan sejahtera berdasarkan (berazas) cinta dan kesetiaan. Kita dapat menjadi bahagia kalau suami isteri saling membahagiakan saling menghormati saling menghargai. Dan sejahtera dapat dicapai dengan gotong-royong.

Dari sinilah kita perlu tahu kewajiban kita sebagai suami dan pula sebagai Istri.

Sekarang apa kewajiban suami ?
Kewajiban suami ada 4 Ng, yaitu :
Ngayomi artinya memberi rumah atau rumah kontrakan
Ngayani artinya memberi nafkah semua hasil kerja diberikan kepada isteri
Ngayemi dapat tercapai kita berlaku baik dan jujur
Ngasihi artinya cinta lahir maupun batin.

Kewajiban isteri 4 Ng juga :
Ngabekti artinya menghormati dan gemati (memperhatikan)
Ngopeni artinya menerima nafkah dengan hemat bermanfaat membelanjakan uangnya. Gemi nastiti.
Ngemong artinya mendidik anak tanpa absen.
Ngrumat artinya menguasai rumah tangga dengan baik.

Sebagai penguat dari artikel di atas akan saya kutipkan kutipan dari buku Basa Djawa karangan Mangku Negara IV berupa tembang Dandang Gula.

Sumarmane denta laki rabi
Biasakna sih sinihan
Nganti kaken-kaken ninen-ninen
Kadya endut lan banyu
Atut runtut sabaya pati
Lir mimi lan mituna
Densta gendon rukon
Samya samad sinandakan
Gotong royong ing satengahing wot rumpil
Iku kang linuwih mulya

Artinya
Sumarmane = besike. Sumarmane denta laki rabi = sebaiknya kita bersuami istri itu biasakan cinta kasih – kasih sayang – saling mencintai dan saling menghargai sampai kaken-kaken ninin-ninin, sampai tua bangka.

Endut = lumpur. Kadya endut lan banyu = seperti lumpur dan air, ke mana lumpur pergi air mengikuti.
Atut runut sabaya pati = bersama-sama suka duka hidup mati bersama.

Lir mimi lan mituna = seperti mimi dan mituna. Mimi dan mituna itu sebangsa ubur-ubur ikan laut yang mengeluarkan bisa gatal-gatal. Dikatakan bahwa mimi itu perempuan lumpuh tapi matanya tajam ( awas ). Mituna buta matanya tapi kakinya kuat. Kedua binatang ini kalau cari makan gendong-gendongan ditertawai anak-anak. Begitulah sebagai perlambang hidup bersama suami istri. Kata nelayan: kalau mimi dan mituna dipisah, keduanya mati semua.

Denta gendon rukon.Denta = begitu Gendon = rukon Jadi gendon rukon = sangat rukun sekali. Kita bisa rukun kalau sama-sama jujur.

Samya samad sinamadan = saling rasa merasakan. Misalnya suami sakit istri ikut susah beruaha menyembuhkan penyakitnya.

Gotong royong ing satengahing wot rumpil.
Iku kang luwih mulya. Gotong royong artinya kerja sama. Tidak boleh istri sibuk bekerja suami enak-enakan seperti Woro Kanjeng saja. Yang cocok gotong-royong itu kalau istri bekerja seperti babu, suami ya membantu kerja seperti jongos.

Saya kutipkan dari buku yang sama buku Basa Djawa berupa tembang Sinom karangan Mangku Negara IV.

Swargane wong jejodoan
Ati loro dadi siji
Dudu banda dudu rupa
Nyenyubur katresnan lan sih
Welinge kaki nini
Sadurunge pada daup
Lekna mripat sing amba
Suwise daup wajib
Remna rapet pandengan nyawiji garwa

Orang bersuami istri bisa hidup seperti si surga, hidup bahagia sejahtera, kalau hati suami istri cocok ( sesuai ) satu hati, satu asas, satu tujuan. Bukan karena kekayaan dan bukan rupa yang cantik yang kita cari melainkan menghidupkan cinta kasih dan saling mencintai, saling menghargai.

Saya lanjutkan lagi mengutipkan kembali dari buku Basa Djawa yang berupa tembang Kinanti karangan Mangku Negara IV.

Begulan ana tetelu
Tumrape wong pala krami
Pisan iku Butarepan (= cemburuan )
Pindo demen nanding-nanding
Telu nggugu wewodulan
Nedya mbubrah pala krami

Orang bersuami istri itu ada godaan tiga macam yaitu:
  1. Butarepan ( cemburuan ), mula-mula karena suami menyeleweng bepergian dengan perempuan lain.
  2. Nanding-nanding, mengatakan istri orang lain lebih pandai, lebih cantik kalau dibandingkan istrinya sendiri. Hal ini dapat menyakitkan hati.
  3. Selalu menerima laporan pihak ketiga yang akan menghancurkan rumah tangganya.

No comments:

Post a Comment