13 November 2012

TUGAS REMIDIAL "STATISTIKA 2"

Untuk siswa XII MM dan XII KJ yang nilai tes statistikanya  belum  mencapai KKM, sebagai bentuk remidial kedua, dipersilahkan menyelesaikan dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Pekerjaan merupakan tugas individual
  2. Penyelesaian ditulis tangan pada kertas dobel folio
  3. Pekerjaan diserahkan paling lambat hari Sabtu,17 November 2012 siang
Untuk materi remidial soal Statistika 2, silahkan klik download dibawah ini :


Jika dirasakan ada hal-hal yang  belum dipahami dan dimengerti dengan soal remidial statistika 2 dapat dituliskan di link Comments pada blog ini (lihat gambar) di bawah :

Demikian tugas ini ibu sampaikan agar menjadi perhatian. Terimakasih atas segala perhatian dan keseriusan para siswa.

24 August 2012

KOMITMEN DIAWAL TAHUN

Hal yang lumrah ketika awal tahun baru orang membuat komitmen untuk diri dan hidupnya ditahun yang bakal dijalani. Bahkan istilah yang digunakan lebih mentereng. Bukan komitmen, tetapi resolusi. Saya pribadi sih, tidak tahu apa makna dari peristilahan itu. Yang pasti, untuk saya pribadi, lebih memilih menggunakan istilah komitmen. Dan itu pula yang biasa saya lakukan diawal tahun ajaran. Aneh ? Tentu saja menurut saya tidak. Bukankah ini awal tahun juga?  Dan yang berbeda dalam hal ini adalah yang terlibat dalam pembuatan komitmen, bukan hanya saya sendiri, tetapi dengan pihak lain, yaitu para siswa yang harus menjalani proses pembelajaran bersama saya di tahun ajaran yang baru ini.

Membuat komitmen di awal tahun ajaran sudah saya lakukan dalam beberapa tahun ini. Ini saya lakukan karena saya memandang siswa ikut bertanggungjawab atas kesuksesan proses pembelajaran, target yang harus dipenuhi, dan hasil yang akan dicapai. Dari beberapa siswa yang saya tanya, mereka merasa lebih senang diajak berkomitmen seperti itu, karena menurut mereka hal tersebut bisa bermanfaat sebagai langkah antisipatif terhadap permasalahan yang timbul dalam interaksi antara guru dan siswa natinya. Wah ! Ternyata hal ini dinilai positif juga oleh para siswa.

Hal utama yang menjadi komitmen diantara kami adalah komitmen untuk saling menghormati dan menghargai. Baik itu diantara guru dengan siswa sebagai dua kelompok yang saling berhadapan, guru dengan siswa sebagai dua individu yang mesti berinteraksi, maupun antara siswa dengan siswa. Komitmen dibuat bukan melalui teori komunikasi, teori interaksi sosial, ataupun teori-teori yang sejenis, tetapi cukuplah melalui hal-hal mudah dan sederhana yang semua kami miliki. 

Komitmen pertama adalah kesadaran bahwa masing-masing diri kami sama-sama memiliki satu mulut dan dua telinga, sehingga semestinya lebih banyak mendengar daripada berbicara. Ini berarti, ketika ada salah seorang diantara kami berbicara, maka yang lain harus mendengarkan.Juga mengingat daun telinga kami semua tidak sepenuhnya menghadap ke samping tetapi agak serong ke depan, maka sebaiknya tidak terlalu mendengarkan hal-hal yang belum jelas kebenarannya, tetapi lebih fokus memperhatikan hal-hal yang diterima dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sehingga ketika ada sesuatu dari saya yang kurang bisa diterima oleh siswa, saya harap mereka menyampaikan  langsung kepada saya saja, tak perlu melalui perantara. 

Komitmen kedua adalah kesediaan masing-masing pihak untuk memperlakukan pihak yang sedang dihadapi sebagai 'yang terpenting' saat itu. Ada tanda petik dalam ungkapan yang terpenting, itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa tidak ada satupun individu yang bersedia tidak diperhatikan ketika sedang berhadapan. Ini sebenarnya tidak lain adalah ajakan kepada siswa untuk fokus kepada segala hal yang sedang dihadapi, sehingga tidak ada hal yang kemungkinan luput dari perhatian, padahal itu merupakan hal penting yang kadang dilakukan secara jenaka.

Komitmen ketiga adalah penyadaran bahwa seseorang akan bisa dihargai dan menghargai orang lain manakala sudah mampu menghargai diri sendiri. Jadi ketika seseorang tampil baik sebenarnya bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri sebagai bentuk kesyukuran atas kesempurnaan fisik dan mental yang diberikan oleh Dia yang maha kaya.

Dari komitmen yang kami buat bersama, ternyata seiring berjalannya waktu, interaksi diantara kami menjadi lebih baik. Para siswa yang berusia remaja lebih terbuka dalam berkomunikasi, termasuk dalam menerima kritik, dan yang lebih menyenangkan adanya kemauan untuk menghargai semua pihak diluar pribadinya karena adanya kesediaan untuk mengakui keberadaan pihak lain yang juga memiliki kepentingan.